Jumat, 01 Oktober 2010

Pendidikan Orang Dewasa

Individual Betterment

(1) Konsep Freire

Pada dasarnya proses pendidikan yang ada saat ini menurut Freire, lebih banyak menunjukkan suatu kondisi penjinakan (domestikasi) dibandingkan dengan upaya untuk memperbaiki kondisi bagi diri pembelajar agar menjadi lebih banyak berpikir dan memiliki kesempatan yang lebih luas karena terbuka peluangnya untuk berpikir bebas. Dalam konteks ini maka proses perbaikan individu hanya dapat dilakukan dengan memfasilitasinya melalui proses pendidikan yang mampu memberikan ruang yang lebih besar bagi mereka (khalayak) untuk berekspresi. Artinya diperlukan suatu upaya agar ketidakberuntungan atau situasi menindas dapat direduksi melalui sautu fasilitasi yang bertendensi humanisasi yang kental. Artinya proses yang bermaksud untuk membantu mereka melalui pendidikan tidak boleh memberikan peluang sehingga terjadi pembelengguan. Dengan demikian proses perbaikan diri dapat dilakukan dengan membuka kesadaran sekuat-kuatnya sehingga khalayak menjadi sadar atas realitas dirinya dan interdependensinya dengan lingkungan sekitar. Ketika rasa takut sudah mulai sirna maka individu khalayak dapat berpikir dan terbuka peluang untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Upaya yang dilakukan terus-menerus secara sadar sehingga kesadaran yang tadinya naïf menuju kesadaran yang kritis (yang mampu menganalisis secara akal sehat) dan pada perkembanganna terjadi pencerahan kesadaran (consciousness). Ini hanya dapat terjadi jika pendidikan tidak bersifat massif yang manganggap pembelajar sebagai barang produksi massal, yang dianggap tidak heterogen. Akibatnya terjadi kecenderungan penjinakan. Pendidikan harus dilakukan melalui proses komunikasi yang transparan, konvergen, sehingga martabat kemanusiaan khalayak terangkat dan terjadi kesadaran eksistensi diri. Jadi petani miskin harus difasilitasi dengan komunikasi yang konvergen sehingga teridentifikasi kebutuhan yang jelas.

(2) Konsep Havigurst

Proses perbaikan individu pada dasarnya terkait dengan pertumbuhan jasmaniah dan psikologisnya sekaligus. Dalam konteks ini ketika terjadi proses pertumbuhan jasmani dalam hal ini umur mulai bertambah, maka terdapat tantangan-tantangan lingkungan yang berbeda. Sehingga pada suatu fase tertentu seorang individu memerlukan kemampuan untuk mengembangkan diri sesuai fase tersebut, demikian seterusnya. Apabila terjadi kegagalan pada fase sebelumnya dalam rangka menguasai tugas-tugas pengembangan (development task) maka akan terjadi hal berikut:
(i)                 sangat mungkin terjadi kegagalan kemampuan menguasai tugas pengembagan berikutnya
(ii)               Terjadi krises kepercayaan diri
Pada ujungnya apabila terjadi terus-menerus kegagalan dalam tugas pengembangan dalam setiap fasenya maka yag terjadi adalah krisis identitas diri. Dan dalam banyak kasus hal ini terjadi pada komunitas miskin. Yakni adanya kegagalan dalam tugas pengembangan fase sebelumnya (fase remaja, dan anak-anak), sehingga terjadi kegagalan juga dalam fase berikutnya.
Tugas pengembangan pada dasarnya berasal dari:
(i)                 kematangan secara biologis, dalam konteks ini maka diperlukan upaya untk memenuhi kebutuhan terkait denga perkembangan biologis Orang dewasa dituntut mengenal lawan jenisnya, dan misalnya melindungi keluarganya
(ii)               Tekanan yang berasal dari situasi budaya. Ini juga berpengaruh terhadap perannya dan kemampuannya beradaptasi
(iii)             Aspirasi dan nilai-nilai yang berkembang dalam diri sendiri. Ini terkait dengan kebutuhan misal urgensi kebutuhan seseorang berbeda antara satu dengan yang lain.
Dengan mempertimbangkan ini maka perbaikan individu merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk mampu mengembangkan dan mengauasai tugas-tugas pengembangan dari setiap fase kehidupan yang dijalaninya baik yang berasal dari tuntutan kematangan biologis, tekanan budaya dan social, maupun aspirasi dan nilai individu. Dalam konteks khalayak sasaran ini diperlukan suatu upaya untuk mengidentifikasi tugas pengembangan pada fase khalayak dan memperkuat yang diangap lemah. Disamping bahwa kegagalan tugas pengembangan pada fase sebelumnya akan memunculkan krisis kepercayan diri dan ini sangat mungkin terjadi pada petani miskin. Sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kepercayaan diri agar identitas diri diketahui secara jelas.     

(3) Konsep Brim

Perbaikan individu dapat diupayakan melaui suatu proses sosialisasi yang terus menerus. Dalam konteks ini upaya sosialisasi sesungguhnya merujuk pada proses yang diharapkan/dipenuhi dan dijalanka seseorang dalam memenuhi pengetahuan, kecakapan (skills) dan disposisi yang akan membuat individu tersebut lebih diterima sebagai anggota dalam masyarakat. Dan pastilah terjadi perbedaan anatara sosialisasi di kalangan masa anak-anak dengan masa dewasa.
Sosialisasi pada perkembangan selanjutnya sebenarnya adalah suatu upaya yang dilakukan individu untuk menyesuaikan diri dengan standar-standar yang ada dalam lingkungannya. Dalam konteks ini dapat disebut sebagai konformitas. Sedangkan orang dewasa akan mengalami suatu proses penyesuaian yang sulit sebab perubahan yang dihadapinya amat kompleks. Perubahan yang dihadapi oleh para orang dewasa terkait dengan perubahan yang menuntut, baik dari lingkungan dalam arti nilai yang berkembang dan disepakati, peran-peran yang terbebani dan harus dijalankan. Dengan demikian orang deewasa harus mengetahui apa yang diharapkan dari padanya (perlikau / behavior maupun nilai/ value), harus dapat emainkan peran-peran yang diharapkan dapat dimainkan olehnya, dan diharapkan dapat mempraktekkan perilaku sesuai dengan nilai dan dianggap benar (ends). Ini dapat dinyatakan bahwa tujuan sosialisasi untuk memberikan seseorang pengetahuan (knowledge), kemampuan melakukan (ability), dan motivasi. Jadi sosialisasi pada saat dewasa diharapkan: bergerak dari nilai-nilai yang dipahami teraktualisasi menjadi aksi atau perilaku; bergerak dari peniruan yang bersifat individual menuju kemampuan sistesis; dari idealisme menuju realisme; kemampuan mengelola konflik; meningkatkan kemampuan tertentu;  dan kemampuan memandang untuk menyesuiakan diri dengan lingkungan kita. Selanjutnya maka perbaikan dan proses sosialisasi ini dapat dilakukan melaui kelembagaan formal maupun nonformal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar